ORANG YANG
ALLOH MENGINGINKAN UNTUKNYA KEBAIKAN
Oleh : asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di رحمه الله
Oleh : asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di رحمه الله
Dari Mu’awiyah رضي الله
عنه
ia berkata : Rosululloh صلى الله عليه وسلم bersabda :
مَنْ يُرِدْ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّين
“Barang siapa yang Alloh menginginkan untuknya kebaikan, maka Alloh akan memberinya kefahaman dalam agama.” Muttafaqun alaihi. [1]
Hadits ini termasuk di antara keutamaan ilmu yang paling besar, dan di dalamnya mengandung : Bahwasanya ilmu yang bermanfaat merupakan suatu tanda kesuksesan seorang hamba, dan bahwasanya Alloh menghendaki kebaikan padanya.
“Barang siapa yang Alloh menginginkan untuknya kebaikan, maka Alloh akan memberinya kefahaman dalam agama.” Muttafaqun alaihi. [1]
Hadits ini termasuk di antara keutamaan ilmu yang paling besar, dan di dalamnya mengandung : Bahwasanya ilmu yang bermanfaat merupakan suatu tanda kesuksesan seorang hamba, dan bahwasanya Alloh menghendaki kebaikan padanya.
Dan pemahaman dalam ad-Dien mencakup pemahaman
terhadap ushul iman, syari’at dan hukum-hukum Islam, dan hakikat ihsan. Karena
ad-Dien mencakup tiga hal tadi secara menyeluruh, sebagaimana dalam hadits
Jibril ketika ia bertanya kepada Nabi صلى الله عليه
وسلم
tentang Iman, Islam dan Ihsan; lalu beliau صلى الله
عليه
وسلم
menjawabnya dengan batasan-batasannya. Beliau
menafsirkan Iman dengan ushul-nya (dasar) yang enam, Islam dengan dasarnya yang
lima , dan Ihsan
dengan “أن تعبد
الله
كأنك
تراه،
فإن
لم
تكن
تراه
فإنه
يراك”
(engkau beribadah kepada Alloh seolah-olah engkau melihat-Nya, jika engkau
tidak melihatnya maka sesungguhnya Alloh melihatmu”. Maka masuk dalam yang
demikian, bertafaqquh (belajar) masalah aqidah, mengenal madzhab salaf dalam
masalah ini, dan meyakininya lahir batin; juga mengenal madzhab yang
menyelisihi kebenaran dan penjelasan tentang penyelisihannya terhadap al-Qur’an
dan as-Sunnah.
Dan masuk dalam hal ini : ilmu fiqih -ushul dan
furu’(cabang)-nya -, hukum-hukum ibadah dan mu’amalah, hukum pidana dan
lain-lain.
Dan masuk dalam hal ini : mempelajari tentang
hakikat iman, dan mengetahui adab dan akhlaq kepada Alloh yang sesuai dengan
al-Qur’an dan as-Sunnah.
Dan masuk dalam hal ini : mempelajari semua wasilah
yang dapat membantu untuk memahami ad-Dien, seperti ilmu bahasa Arab dengan
berbagai jenisnya.
Maka barangsiapa yang Alloh menginginkan untuknya
kebaikan, Alloh menjadikannya faham terhadap perkara-perkara ini dan memberinya
taufiq dalam masalah ini.
Dan mafhum hadits ini menunjukkan bahwa siapa yang
menjauhkan diri dari ilmu-ilmu ini secara menyeluruh, berarti Alloh tidak
menginginkan baginya kebaikan, karena ia tidak memiliki sebab-sebab yang
dengannya ia bisa mendapatkan kebaikan-kebaikan dan menggapai kebahagiaan.
***
[Diterjemahkan Abu SHilah & Zaujatuhu dari
kitab Syarh Jawami’il Akhbar karya asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di,
hadits ke-11, sumber : http://sahab.org. Judul & Catatan kaki oleh Abu
SHilah]-Sumber: Aliph wordpress
——————————-
Catatan Kaki :
Catatan Kaki :
[1] HR. al-Bukhori (71, 2948, & 6682), Muslim
(1037), Ahmad (2791, 16883, 16885, 16895, 16906, 16924, dll), at-Tirmidzi
(2645), Ibnu Majah (220 & 221), ad-Darimi (224), Ibnu Hibban (89, 310 &
3401), dll.